Paguyuban Purna Karya

Gagasan pertama untuk mendirikan paguyuban purna karya Paroki St. Ignatius Danan berasal dari Rm. Alex. Dirjosusanto, SJ ketika masih menjadi Pastor Kepala Paroki St. Yusuf  Baturetno. Paguyuban ini berdiri saat  Paroki Danan masih berstatus stasi dari Paroki Baturetno (1993). Berdirinya paguyuban Purna Karya berawal dari ajakan Romo Alex terhadap Bp. TY. Murkimanto untuk mengumpulkan umat yang sudah pensiun dalam suatu paguyuban. Tujuan awal Romo Alex adalah  agar mereka tidak jenuh di rumah. Murkimanto akhirnya berhasil mengumpulkan 10 orang. 10 orang yang berhasil direkrut ini kemudian  mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya. Acara dalam pertemuan yang pertama ini  diisi pendalaman iman bersama.

Setelah berjalan beberapa bulan, anggota bertambah hingga 46 orang dan pertemuan rutin mereka selenggarakan tanggal 9 tiap bulan di rumah anggota secara bergantian. Syarat-syarat menjadi anggota paguyuban sangat mudah, yaitu: sudah purna karya, beragama Katolik dan membayar uang konsumsi dalam setiap pertemuan. Selain pertemuan rutin yang selalu diisi dengan pendalaman iman, KS dan Ibadat Sabda, kegiatan lain yang sudah dilaksanakan yakni menjenguk anggota yang sedang sakit dengan memberi santunan ala kadarnya. Uang sosial ini dikumpulkan oleh para anggota sebesar Rp. 500,00 per orang dalam setiap pertemuan.

Sebagai komunitas kecil, paguyuban ini juga menyelenggarakan koperasi simpan pinjam kecil-kecilan. Namun anggota paguyuban tidak wajib menjadi anggota koperasi. Jumlah anggota paguyuban purna karya dari tahun ke tahun semakin menyusut, kini hanya tinggal 37 orang. Hal ini disebabkan karena meninggalnya lima orang anggota dan empat orang yang keluar dari paguyuban. 

Pengurus paguyuban sangat menyayangkan situasi ini, yaitu tidak ada lagi anggota baru dari para pensiunan baru. Disinyalir faktor penyebab dari hal ini adalah paguyuban ini kurang menarik di mata umat, atau jarak rumah yang saling berjauhan juga menjadi hambatan sendiri. Untuk rencana mendatang pengurus paguyuban akan mengusulkan kepada romo paroki agar pertemuan rutin ditetapkan di panti paroki saja. Pengurus sebenarnya sudah mencoba menghubungi para pensiunan baru untuk bergabung namun mereka berdalih dengan berbagai alasan. Salah satu alasan yang sering muncul adalah soal utang piutang yang selalu dibahas dalam setiap pertemuan. 

Pastor Paroki Danan mengharapkan agar paguyuban ini membuat kegiatan yang cukup menarik sehingga banyak peminat yang ingin bergabung. Harapan pastor ini memang masih menjadi agenda pemikiran para pengurus. Ketua paguyuban kini dipegang oleh St. Warino (Dringo). Sebelumnya dijabat oleh TY. Murkimanto dan St. Atmosuwito.

0 Komentar