Lingkungan Platar

Lingkungan Platar dekat dengan pegunungan dan berbatuan dan masuk dalam wilayah desa Platarejo. Platar sendiri berasal dari kata “Plataran”. Platar merupakan lingkungan kecil dan merupakan pecahan dari lingkungan Jepurun Lor. Peresmian dan pemberkatan lingkungan dilakukan oleh Rm. Alex. Dirjosusanto SJ pada 5 September 1996 dengan nama pelindung St. Antonius. Nama ini diambil dari nama baptis Sumarno, seorang yang dibaptis pertama kali oleh Rm. A. Purwodiharjo Pr pada tahun 1953. Sumarno inilah  yang merupakan cikal bakal umat lingkungan Platar. Namun kini Antonius Sumarno berdomisili di Solo. Sejak dibaptis, Sumarno menjadi tokoh yang ikut mewartakan iman Katolik. Oleh karena peran sertanya dalam perwartaan kala itu jumlah baptisan semakin bertambah.

Sebelum agama Katolik dikenal di desa ini, mayoritas penduduk Platar memeluk agama Islam. Namun kini, antara jumlah pemeluk agama Islam dan Katolik seimbang. Toleransi antar umat beda agama terjalin dengan baik. Terbukti saat umat Katolik mengadakan aksi sosial berupa Bazar, umat non Katolik turut berpartisipasi. Demikian juga sebaliknya ketika umat Islam merayakan hari besarnya, umat Katolik turut serta diundang. 

Perkembangan umat di lingkungan Platar tidak lepas dari kegigihan seorang tokoh bernama Tarcisius Sumarno yang merupakan baptisan kedua setelah Ant. Sumarno. Pendidikan guru yang dienyamnya tidak hanya digunakan sebagai PNS tapi juga menjadi seorang katekis kawakan. Selain itu T. Sumarno juga seorang Kadus sehingga dengan pengaruhnya penyebaran agama Katolik tidak hanya di Platar melainkan sampai ke Jepurun Lor, Kidul dan Pracimantoro. Selain kedua tokoh tersebut, pengenalan agama Katolik juga didapat dari jasa seorang tokoh dan seorang guru SD Kanisius Platar yang juga mengajar agama Katolik yakni Bp. Karjo. Setelah Bp. Karjo pindah ke Magelang lalu digantikan Bp. Sarno. Belum lama berselang Bp. Sarno dipindah ke Jakarta dan digantikan Bp. Tanto. Melalui para guru inilah iman Katolik diwartakan di lingkungan Platar. 

Jarak lingkungan Platar dari gereja St. Ignatius Danan kurang lebih 2 km ke arah selatan. Jarak antara rumah tinggal umat cukup berdekatan meski jumlah umatnya hanya sekitar 28 KK. Mayoritas pekerjaan umat Platar adalah petani karena tingkat pendidikan umat kebanyakan hanya sampai tingkat SD. Perkembangan umat di lingkungan Platar tidak berjalan lancar, banyak tantangan yang harus dihadapi baik dari dalam maupun dari luar. Meski komunikasinya sangat mudah karena hanya dalam satu lingkup dusun tapi karena berdampingan dengan agama lain yang cukup kuat maka tidak sedikit umat yang pindah agama dan meninggalkan Kristus.

Keprihatinan lain yang dihadapi lingkungan Platar sekarang adalah kekurangaktifan kaum muda dalam hidup menggereja. Para sesepuh dan tokoh umat bekerja keras untuk mempertahankan keberadaan lingkungan. Bp. Yuven Santosa, T. Sumarno dan AM. Suharyanto serta para umat lainnya ikut peduli dengan perkembangan dan iman umat. Untuk itu pembinaan dilakukan dengan kegiatan doa bergilir, doa rosario, rekoleksi, bakti sosial, kerja bakti, pertemuan pengurus, WK dan perayaan keagamaan lainnya. Sampai sekarang kegiatan tersebut masih berjalan dengan baik untuk mewujudkan persekutuan Gereja dan kuat dan kokoh.

Pamong lingkungan Platar untuk pertama kalinya dipegang oleh Bp. Yuven (1996-2004) yang berjasa mengembangkan kaum muda di desa ini lewat sekolah minggu, retret Mudika dll. Kini pamong lingkungan dipegang Bp. St. Sularto. Di bawah pelayanan Sularto umat diajak untuk pertemuan dan latihan koor setiap Sabtu. Bahkan setiap Sabtu Pahing, diisi dengan arisan dan membahas segala masalah yang dialami oleh umat lingkungan Platar serta rencana program ke depan. Metode pendampingan yang digunakan adalah “kebersamaan” artinya tidak ada atasan dan bawahan. Bapak Sularto digantikan oleh Bapak. Ig. Tugino dan digantikan oleh Bapak Ig. Suwardi sampai sekarang.
Lingkungan Platar awal tahun 2015 terdiri dari 33 KK (93 orang).

0 Komentar