Lingkungan Pendem

Pendem masuk dalam wilayah desa Sendangagung, Kecamatan Giriwoyo dan terbagi menjadi dua dusun yakni Pendem Wetan (timur) dan Pendem Kulon (barat). Dusun Pendem berjarak sekitar 1.200 m ke arah timur dari gereja Danan. Penduduk Pendem yang berjumlah 120 KK sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Mayoritas warga beragama Islam dan agama Katolik baru dikenal sekitar tahun 1949. Tokoh yang berjasa mengenalkan agama Katolik adalah Hieronimus Sutarmo yang lahir di Surakarta, 6 Juni 1928. Pada tahun 1938 Sutarmo sekolah di Vooks School Serenan 3 (SDK Serenan 3). Di sekolah ini Sutarmo diajar oleh seorang guru yang bernama Yuwono Dibyoharsono. Dari kesaksian gurunya ini Sutarmo tertarik untuk menjadi orang Katolik. Ketertarikan ini karena dorongan dari hati dan dorongan saudaranya. Setelah magang (menjadi katekumen), Sutarmo dibaptis di kapel Baturetno oleh Rm. Th. Pusposuparto SJ.

Usai menyelesaikan SR, Sutarmo melanjutkan ke SMP Arjuna Surakarta sampai kelas dua sambil bekerja di percetakan AMDG (bernafaskan Katolik). Setelah itu pindah ke Yogyakarta dan bekerja di harian Hidup. Pada tahun 1945, Sutarmo menjadi guru di SDK Serenan I. Dari kepiawaiannya menyanyi dan nembang macapat banyak anak-anak yang tertarik dan datang ke rumahnya untuk diajari nembang (bernyanyi). Setiap sore, anak-anak yang berkumpul di rumahnya diajari nembang macapat dan menyanyikan lagu-lagu rohani Katolik termasuk lagu natal dalam bahasa Jawa. Selain menyanyi anak-anak juga diajari berdoa Kanjeng Romo (Rama Kawula) dan Sembah Bekti (Salam Maria) dengan buku panduan Brono Kasuwargan. 

Suyat, Tukino, Tumilan, Sunar, Tomo, Sukimin, Tugino, Sutiyem, Suti dan Tukiyem adalah anak-anak didik Sutarmo waktu itu. Karena kesibukkannya sebagai guru maka pertemuan yang pada awalnya diadakan setiap sore, dikurangi menjadi seminggu dua kali. Namun semangat kaum muda desa tetap berkobar. Mereka tetap berkumpul dan belajar tanpa didampingi Sutarmo. Beberapa anak didik Sutarmo akhirnya banyak yang merantau ke luar kota. Meskipun demikian setiap natal mereka pulang kampung untuk berkumpul dan merayakan natal bersama. Perayaan natal ini biasanya dimeriahkan dengan menanggap wayang kulit (wayangan). Melalui acara ini agama Katolik makin dikenal dan diminati banyak orang di dusun Pendem. Sampai kini wayangan sebagai sarana memeriahkan perayaan natal sudah dilaksanakan sebanyak 14 kali.

Pada tahun 1968 berdiri Legio Mariae yang dipimpin oleh Samino (alm) yang bertujuan untuk mengembangkan umat di lingkungan Pendem. Tugas dari kegiatan ini antara lain mengunjungi dan mendoakan orang sakit. Legio Mariae ini juga dibagi menjadi dua yakni Simiyor (Pendem Barat) yang dipimpin oleh An. Suparno dan Yumiyor (Pendem Timur) dipimpin Parmin. Dengan berdirinya Legio Mariae ini lingkungan Pendem semakin maju dan berkembang. Kegiatan legio Mariae berhenti pada 1970-an setelah Samino meninggal. Periode selanjutnya katekis digantikan oleh Bp. Suherman dengan memberi pelajaran agama di lingkungan ini. 

Karena perkembangan umat semakin baik maka paroki menghimbau untuk memilih pamong lingkungan dan pembentukan pengurus lingkungan. Pamong lingkungan yang pertama adalah Sutarmo lalu digantikan oleh Samino. Setelah itu baru diganti oleh St. Wakiman. Selama kepengurusan St. Wakiman ini dibentuk pengurus lingkungan dan Ibadat lingkungan semakin digiatkan. St. Wakiman juga membagi lingkungan Pendem menjadi tujuh blok dan kegiatan Mudika semakin digiatkan. Setelah St. Wakiman, pamong lingkungan selanjutnya adalah Parmin dan H. Wardi yang mengembangkan koor lingkungan. H. Wardi akhirnya diganti oleh Ig. Sugino dan An. Suparno. An. Suparno diganti C. Suyato dan diganti oleh H. Wardi sampai sekarang. Jumlah umat Katolik lingkungan Pendem kini ada 43 KK terdiri dari 165 orang. 

Kapel Pendem


Berdirinya pusat kegiatan dan peribadatan umat Katolik Lingkungan St. Paulus Pendem bermula dari pemberian secara hibah dari keluarga besar Bapak P. Pawiro Sentono berupa tanah pekarangan seluas 2.888 m2 dan rumah limasan kepada umat lingkungan St. Paulus Pendem melalui Pastor Paroki St. Ignatius Danan.

Mulai tahun 2006 umat Katolik Lingkungan St. Paulus Pendem berupaya untuk mewujudkan pembangunan tempat ibadat tersebut dengan melibatkan umat setempat, umat diperantauan serta pemerintah. Dengan kerjasama inilah dana bisa terkumpul untuk melaksanakan pembangunan kapel tersebut.  

0 Komentar