Lingkungan Jatisawit

Lingkungan Jatisawit melingkupi dua kecamatan yakni Giriwoyo dan Giritontro. Lingkungan Jatisawit yang berada di bawah naungan Kecamatan Giriwoyo meliputi dusun Sumberejo, Krendetan dan Ngasem (desa Sirnoboyo). Sedangkan Jati Sawit Lor dan Kidul masuk desa Pucanganom Kecamatan Giritontro. Warga dusun Jatisawit yang berjumlah 187 KK sebagian besar adalah petani. Pendidikan mereka rata-rata hanya tamatan SD dan SLTP. Rute perjalanan ke Lingkungan Jatisawit, dari gereja Danan lurus ke barat, sampai perlimaan Dringo terus ke barat melewati dusun Ngrakung, Mesir, dusun Sumberejo, lalu belok kiri melewati Bulak (lahan pertanian) dan sampailah ke dusun Jati Sawit.

Sebelum agama Katolik masuk wilayah ini, sebagian besar penduduk beragama Islam dan tidak beragama (atheis). Baru sekitar 1954 agama Katolik mulai dikenal. Terbentuknya lingkungan Jatisawit juga tidak terlepas dari kehadiran SR Kanisius di dusun Kepuh pada 1945. Sejak 1952 SR yang akhirnya berubah nama menjadi SD (Sekolah Dasar) ini pindah di Dusun Jatisawit dengan nama SDK Pucanganom. Warga di sekitar pun memanfaatkan kehadiran sekolah yang memiliki misi Katolik ini. Untuk pertama kalinya, sekolah Kanisius ini dikepalai oleh Th. Karjo dengan beberapa staf pengajar yakni Bp. Narto dari Gambiranom, Ig. Cipto dari Ngampohan dan FX. Suwarso. Ada suatu kewajiban dari yayasan bahwa semua guru harus mengajar agama Katolik di sekolah. Oleh karena itu semua guru menjadi Katolik. 

Tahun 1958 Th. Karjo digantikan St. Daljono dari Jatisawit sebagai Kepala Sekolah. Pada kepemimpinan St. Daljono ini untuk pertama kalinya salah satu muridnya dibaptis menjadi Katolik di gereja St. Yusup Baturetno oleh Rm. Puspo Sugondo SJ yakni Alb. Suyatno pada 1967. Dari Alb. Suyatno, penyebaran agama Katolik di desa ini menjadi subur sampai 1974 hingga terbentuklah Kring dari Stasi Danan. Ketika itu Gereja St. Ignatius Danan masih menjadi stasi dari Paroki St. Yusup Baturetno. Kepala Sekolah di SR Kanisius Jatisawit terus berganti dan yang menjadi Kepala Sekolah ke-3 mengganti St. Daljono adalah Bp. Pardi, selanjutnya diganti A. Siswo Atmojo dari Ngampohan. Saat itu yang menjadi Staf Guru adalah St. Warino, Ig. Ratno Siswoyo, AY. Suratman, St. Atmosuwito, FX. Suwarso dengan penjaga sekolah Alb. Suyatno. 

Sejak menjadi Kring dan akhirnya menjadi lingkungan, hingga sekarang jumlah umat di lingkungan Jatisawit terdiri dari 47 KK atau sekitar 198 umat. Ironisnya, semakin hari jumlah umat di lingkungan ini tidak bertambah, namun banyak di antara mereka yang pindah ke agama lain (12 orang) karena pernikahan atau merantau ke kota. Keaktifan umat dalam hidup menggereja pun mengalami pasang surut. Di antara umat wilayah Jatisawit yang terdiri dari tujuh dusun (Sumberejo, Krendetan, Ngasem, Jatisawit Lor, Jatisawit Kidul, Pendem dan Kepuh) ini, hanya segelintir orang saja yang aktif di wilayah maupun di paroki. Kegiatan rutin yang dilakukan umat sekarang adalah doa rosario bersama dan jalan salib setiap bulan Mei dan Oktober, koor Mudika dan sekolah minggu. Pamong lingkungan Jatisawit sejak awal sampai sekarang yakni FX. Suwarso, Ag. Sutarno, Ig. Karjo, FX. Suwarso dan Ag. Mringsisari sampai sekarang.

0 Komentar